"Orang Boleh Pandai Setinggi Langgit, Tapi Selama Ia Tak Menulis, Ia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah" -Pramoedya Ananta Toer

Thursday, August 17, 2017

Saat IPK mu Tidak Sesuai Ekspektasi ?


“Berapa IPK kamu sekarang nak ?”
“NGGGGG…”
“Berapa nak ?”
“Jelek, Pak.”
*Bapak pun mengerutkan dahi*

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orang tua). Selain jadi bukti pada orang tua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.

Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.

Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi.
Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kamu akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kamu akan merasa kiamat sudah dekat.
Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kamu dapatkan selama proses perkuliahan.
Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu adalah orang yang punya ambisi. "Jadi anak muda itu harus penuh dengan ambisi". Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu.

Menangisi IPK hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri, bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

Kawanku, salah satu kunci sukses adalah fokus pada tujuan
Fokus bukan berarti melihat lurus ke depan tanpa melihat lingkungan sekitar
Fokus bukan berarti terus berpandangan ke depan tanpa mau melihat ke belakang
Tetaplah menjadi pribadi yang peduli dan ikhlas berbagi saat melihat sekeliling kita perlu bantuan baik mental maupun materi
Tetaplah melihat ke belakang sesekali
Carilah ilmu yang bisa digali
Agar kegagalan tidak lagi terjadi

Kawanku, tentu kalian pernah melihat, bagaimana seorang mahasiswa yang fokus studi mengorbankan waktu untuk mempelajari materi kuliah hingga berubah menjadi manusia tanpa rasa peduli
Hari-hari jadi tidak ternikmati
Kurang bergaul kurang komunikasi
Setelah lulus ternyata gelar dan ipk tinggi
Tak mampu mengantarkan pada kesuksesan yang hakiki.

Kawanku, sukses adalah sebuah fokus tujuan yang harus disertai keseimbangan, seimbang antara waktu untuk mempelajari tujuan, beribadah, mencari teman, berorganisasi.
Semuanya penting untuk membantumu menggali potensi diri.

Editor : M. Manajemen A4
Publisher : Mbay
Sumber : feunsera.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Hei Kamu yang Sedang Berjuang di Perantauan: Jangan Menyerah, Pantang Pulang Sebelum Meraih Kesuksesan! Ya, momen perjalanan atau kesempa...