"Orang Boleh Pandai Setinggi Langgit, Tapi Selama Ia Tak Menulis, Ia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah" -Pramoedya Ananta Toer

Monday, May 29, 2017

Ayah

Sudahkah Kita Berterimakasih Pada Ayah?

Ayah merupakan salah satu orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Meski terkadang banyak yang mengatakan bahwa ibu memiliki kedudukan yang lebih tinggi di banding ayah, namun bagiku kedudukan ayah sama tingginya.

Meski surga tidak berada di telapak kaki ayah, tapi bagiku ayah begitu mulia. Sehingga tak ada alasan bagi seorang anak untuk tidak menghormati dan menghargai ayahnya.

Terkadang, ayah memang terlihat sebagai sosok yang kaku, keras dan tegas. Namun, tahukah bahwa dalam hati seorang ayah memiliki cinta kasih yang begitu besar terhadap anaknya.


Ayah menggendong anaknya di atas pundaknya

Ingatkah saat kamu kecil ayahmu sering menggendongmu di atas pundaknya? Betapa bangga dan bahagianya ia memiliki kita sehingga baginya tidak ada anak lain yang lebih hebat dari anaknya. Ayah juga mengajari kita banyak hal tentang kehidupan, sejarah, arti kerja keras dan apapun yang ia tahu akan diajarkan kepada kita.


Ayah selalu melindungi anaknya agar tidak terjatuh dan terluka

Pernahkah ayahmu marah besar kepadamu karena kamu pulang larut malam? Hal itu ia lakukan bukan karena ayah membenci kita atau bermaksud mengekang kebebasan kita. Namun, hal itu ia lakukan karena ia sayang kepada kita. Ayah begitu khawatir terjadi sesuatu pada kita di luar sana. Semalaman ia tidak akan tertidur sampai ia melihat anaknya pulang ke rumah. Meski sesampainya kita di rumah ia akan memarahi kita habis-habisan, namun tahukah kamu apa arti kemarahannya? Karena ia takut kehilangan kita, anak yang dicintainya. Karena ia akan sangat menyesal jika terjadi sesuatu terhadap kita dan merasa bersalah karena sebagai seorang ayah ia tak dapat melindungi kita.

Pernahkah kamu melihat ayahmu menangis? Pasti kamu hampir tidak pernah melihat ayahmu menangis. Kamu juga akan mengira bahwa ayahmu merupakan sosok tangguh yang tidak akan pernah menteskan air mata. Tapi, tanpa kamu ketahui, ayahmu juga pernah menangis. Saat hatinya tersakiti karena kamu melawan dan mengabaikannya. Saat kamu sedang sakit dan terluka, dan saat ia berdoa memohonkan sesuatu untuk kebaikanmu. Semua air mata yang ia teteskan itu tak akan pernah ia perlihatkan padamu, karena ia tidak ingin membuatmu bersedih.

Mungkin saat ini kita telah dewasa dan merasa tidak lagi membutuhkan sosok seorang ayah sebagai pelindung, tapi ingatlah masa-masa kecil kita bersama ayah kita. Ingatlah waktu-waktu berharga di masa kecil yang kita habiskan bersama ayah. Ingatlah bagaimana ayah menjagamu dan melindungimu agar kamu tidak terluka. Dan ingatlah saat dulu kita selalu ingin berada di dekat ayah dan bermanja-manja dengannya.

Terimakasih ayah yang selalu memegang erat tanganku dalam keramaian ketika aku takut dengan orang-orang yang tidak dikenal

Terimakasih ayah yang mengantarku ke sekolah di hari pertama masuk sekolah saat aku takut pergi ke sekolah

Terimakasih ayah yang selalu menasihati ku disaat aku melakukan kesalah

Terima kasih ayah untuk setiap uang saku yang selalu kau berikan padaku

Terimakasih ayah yang memegangi sepedaku saat aku pertama kali belajar naik sepeda dan kau selalu menjaga serta melindungiku agar aku tidak terjatuh ataupun terluka

Terima kasih ayah yang selalu mematikan lampu kamarku saat aku telah tertidur lelap

Jangan pernah malu untuk berterima kasih kepada ayah, malulah berterima kasih saat ayahmu terbaring di kasur dan dikerumungi oleh banyak orang.

Tak sulit untuk mengucapkan ‘Terimakasih, Ayah’ dan mengatakan bahwa kita sangat menyayanginya. Hormati, sayangi, dan habiskan banyak waktumu bersama ayahmu selagi dia masih bersamamu. Karena waktu akan berjalan dengan cepat dan suatu hari Tuhan akan mengambilnya dari kita, dan saat itu tiba jangan sampai kita menyesal karena saat ia ada bersama kita, kita sering mengabaikannya.


Terimakasih Ayah, Aku Sayang Ayah. I LOVE YOU DAD.

"Cinta Seorang Ayah  Setara Seperti Cinta Seorang Ibu"




P.N: mbay

Tuesday, May 23, 2017

Aksi 20-U

SISTEM AMBRUK UNSERA TERPURUK



Hidup Mahasiswa…!!!
Hidup Mahasiswa…!!!
Hidup Mahasiswa Unsera…!!!

Menurut dari beberapa buku yang saya baca, kebangkitan nasional sebenarnya berawal dari berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi Organisasi Pergerakan sehingga pada 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam. Untuk memperingatinya, tanggal berdirinya Boedi Oetomo yakni 20 Mei 1908, di peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional. Bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), hari yang menjadi momentum perjuangan Seluruh Rakyat Indonesia yang ditandai dengan kelahiran organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908. Kebangkitan Nasional merupakan bangkitnya semangat Nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk memajukan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan.

Sejumlah Mahasiswa Universitas Serang Raya menggelar  aksi dihalaman depan kampus Universitas Serang Raya (UNSERA), sabtu, 20 Mei 2017. Pukul 13:00 wib.
Dalam aksi itu, Mahasiswa juga membentangkan spanduk dan membagikan agitasi kekalangan Mahasiswa dan Dosen yang berisi empat tuntutan. Pertama, Transparasi Dana Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Kedua, Penjelasa Sistem Kredit Semester (SKS). Ketiga, Sesuaikan Fasilitas Dengan Biaya Pendidikan. Keempat, Hentikan Komersialisasi Pendidikan.


Selain Aksi itu, Demontransi Mahasiswa yang berada didepan pintu masuk lobi diwarnai Aksi Teatrikal. Dalam Aksi tersebut, 3 mahasiswa ditutupi mulutnya dengan lakban dan diikat kedua tangannya, salah satu dari mereka ada yang membawa buku. Dan ada 2 mahasiswa yang berperan sebagai Rektor dan Birokemahasiswaan. “ini simbol kebingungan Mahasiswa, ketika Mahasiswa ingin memberitahu tentang permasalahan yang ada, namun pihak terkait membolak balikan Mahasiswa seakan-akan pihak terkait tidak tahu akan permasalahan”.

Dan dari pihak lembaga kampus yaitu Birokemahasiswaan mendatangi Masa Aksi untuk mengajak ber-Audensi kepada penanggung jawab aksi. Kurang lebih 30 menit Audensi selesai, dan dari pihak penanggung jawab Masa Aksi menyampaikan hasil audensi kepada Masa Aksi. “Bahwasannya pihak Rektorat tidak bisa di ajak ber-Audensi karena pihak Rektorat tidak ada dikampus, hanya ada kabiro-kemahasiswaan. Disini kami membuat kesepakantan bahwa hari selasa, 23 Mei 2017 akan diadakan Audensi bersama Rektorat terkait permasalahan-permasalahan yang akan disampaikan oleh para Masa Aksi” ujar kang Muhron, Sebagai Presiden Mahasiswa Unsera. dan masa aksi mundur Revolusi empat langkah yang menandakan simbol kekecewaan Masa Aksi terhadap pihat Rektorat.

Masa Aksi berjalan menuju kebelakang Kampus Gedung B UNSERA untuk Evaluasi jalannya Aksi yang sudah dilakukan.
"Bahwasannya perjuangan kita tidak cukup disini, perjuangan harus terus dilakukan sampai tercapainya sebuah perubahan yang membawa dampak lebih baik untuk kampus Unsera tercinta"

Maju Berjuang atau Bangkit Melawan ! karena Mundur Adalah Sebuah Penghianatan!!!


Hei Kamu yang Sedang Berjuang di Perantauan: Jangan Menyerah, Pantang Pulang Sebelum Meraih Kesuksesan! Ya, momen perjalanan atau kesempa...