"Orang Boleh Pandai Setinggi Langgit, Tapi Selama Ia Tak Menulis, Ia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah" -Pramoedya Ananta Toer

Tuesday, October 24, 2017

Untuk Human Kedepan Lebih Baik

"Kang Rizki (Ketum) dan Kang Ayat (Sekum) HUMAN sedang mengikuti KONGRES HMMI KE-VIII" Puncak, Cisarua, Bogor, 24 Oct 2017.
Diakhir kepengurusan (HUMAN) kang Rizki Taufik, Kang ayat, dan 3 anggota Human sebut saja kang Mbay, kang Anwar dan kang Fauzi mengikuti MUSWIL HMMI WIL II  bertempat di Ekuitas Stie Bandung pada tanggal 26, 27, 28 September 2017.

Dimana diakhir kepengurusan ini mereka mencoba terus berproses hingga tercapai sebuah tujuan yang diharapkan. Mungkin ini bisa dibilang sebuah kado teristimewa untuk kepengurusan Human yang baru dan yang terdahulu.

Dan alhamdulillah salah satu dari anggota Human masuk Fungsionaris Wilayah II dengan ditempatkan diposisi Litbang "Penelitian & pengembangan". Tentu jelas kita mengingat nasehat para Senior Human "Berproseslah dengan sungguh-sungguh, niscaya proses itu tidak pernah menghianati hasil".

Bulan ini, pada tanggal 23-28 Oct 2017 kang Rizki (ketum) dan kang Ayat (sekum) Human mengikuti Seminar Nasional dan Kongres HMMI KE VIII. Dimna Kongres ini adalah syarat agar Himpunannya menjadi anggota resmi HMMI WIL II "Kita harus ikut kongres agar kita menjadi bagian dari HMMI WIL II, dan mendapatkan relasi ilmu dari kawan-kawan Manajemen Se-Indonesia" ujar ketum
Pada pukul 04.00 wib. Ketum dan Sekum Human berangkat dari Terminal Pakupatan Serang - Rawamangun Jakarta, menuju ke UNJ untuk mengikuti SEMINAR NASIONAL Seklaigus KONGRES WIL II KE VIII.

Tidak lepas dengan ini ketua umum tentu mempunyai harapan untuk HUMAN, "Kalo harapan saya, terkait Seminar Nasional dan Kongres HMMI WIL II ini bisa menjadi acuan dalam mengembangkan Organisasi dan Potensi HUMAN. Juga bisa Menjalin Silaturahmi Mahasiswa Manajemen Se-Indonesia". Ucap ketua umum human Kang Rizki Taufik dalam chat pribadi.

Sebenarnya ketum sempat mengajak anggotanya untuk mengikuti KONGRES di UNJ itu, akan tetapi anggotanya tidak bisa ikut dikarenakan ada kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan. Meskipun berangkat hanya berdua, Ketum dan Sekum tetap berangkat dan semangat mengikuti kongres untuk mewakili human ke tingkat nasional.

SEMINAR NASIONAL, 23 Oct 2017 bertempat di Kampus A. Universitas Negeri Jakarta. "Kang Rizki Ketum Human"
Foto Bersama Himpunan Mahasiswa Se-Indonesia


Editor : Mbay
Publish : CSM

Monday, October 16, 2017

Renungan Mahasiswa


Berbangga lah kini kau sebagai seorang anak, dan bayangkan suatu saat nanti setelah kau jadi orang tua dengan kondisi yang masih seperti ini? Kini, seorang anak itu menjadi sebuah kebanggaan bagi orng tua nya. Kita, ya kita yang kini menjadi seorang mahasiswa… Yang di banggakan dan di elu2kan oleh orang tua kita di rumah.
Kita yang selalu minta kiriman uang perbulan, yang selalu minta uang jajan lebih, yang keinginan kita di penuhi oleh mereka, apa-apa saja yang selalu diminta harus di penuhi, harus di turuti, tanpa tahu darimana asal uang tersebut didapat. Yang penting kebutuhan yang kita sebut dengan mereka terpenuhi.

Pikirkan lah orang tua mu yang berjualan dipasar saat pagi-pagi sekali
Pikirkan lah orang tua mu yang bekerja di bangunan rumah orang
Pikirkan lah orang tua mu yang menjadi kuli panggul di pasar-pasar
Pikirkan lah orang tua mu yang setiap hari pergi kesawah takut tanaman nya rusak
Pikirkan lah orang tua mu yang hanya tinggal satu orang saja
Pikirkan lah orang tua mu yang rela meminjam uang dengan tetangga sebelah
Pikirkan lah orang tua mu yang rela menjual cincin pernikahan nya
Pikirkan lah orang tua mu yang rela menggadaikan sertifikat rumah
Pikirkan lah orang tua mu yang di PHK dari pekerjaan

Coba bayangkan semua itu...
Kau yang kini di banggakan mereka dengan orang di kampung halaman mu, mereka meninggikan derajat mu, mereka mendambakan sesuatu yang berhasil, mereka menginginkan anak nya berhasil menjadi "orang".

Kini kau setingkat lebih baik di banding kawan sekampung mu, orang tua mu berkata pada tetangga nya,
"anak ku kini kuliah, anak ku ingin menjadi lebih baik, anak ku ingin menjadi sarjana"

Coba bayangkan ...
Apakah uang yang mereka berikan selama ini kau gunakan dengan benar? Apakah uang yang Mereka berikan selama ini kau bayarkan dengan benar?
Bukan dengan make-up
Bukan dengan t-shirt
Bukan dengan gaya rambut
Tapi dengan prestasi...

Kita yang suka nongkrong di kantin, kita yang suka jalan ke tempat-tempat mewah, kita yang suka menggoda orang “cewek/cowok”, kita yang suka bolos kuliah, kita yang suka keluar kelas, kita yang suka belanja-belanja dengan hal-hal yang gak penting.

Sadari kawan…
Betapa besar nya pengorbanan orang tua kita, betapa tinggi nya kebanggaan mereka, andai mereka tahu apa yang sebenarnya kita lakukan di kampus ini? Apakah mereka bangga? Apakah mereka suka? Apakah mereka tertawa?

Saat kau pulang kampung…
Masih adakah sawah tempat dimana kau membantu orang tua mu di saat kau libur kuliah?
Masih adakah rumah yang selama ini kau tempati di saat kau pulang dari kuliah mu di kampung? Masih adakah senyum manis yang keluar dari bibir mu saat kau mendapati semua itu sudah tak lagi kau mliki?
Ataukah masih ada kedua orang tua mu yang selama ini kau mintai uang jajan dan segala kebutuhan mu?
Masih lengkap kah keluarga mu yang selama ini kau tinggalkan?
Kawan, mari kita sadari itu semua. Siapkah kita menghadapi semuanya jika itu benar-benar terjadi?
Setidak nya kita berfikir saat ini bahwa biaya yang kita perlukan itu besar dan mahal !
Mungkin hanya ini yang bisa ku tuliskan, mungkin hanya ini yang bisa ku bagi dengan kalian.

Meski nanti tulisan ini menjadi sampah, aku sudah berterima kasih pada kalian.
Karena sudah mau membacanya.
Setidak nya saat ini, mungkn malam nanti kau berfikir betapa berat nya mendapat sebuah tanggung jawab sebagai seorang anak yang di banggakan....

Ini “Belum Terlambat Untuk Memulai Sebuah Perubahan”

Editor               : Mbay
Publish             : CSM
Musik               : Bunda "Melly Goeslaw Piano Cover+Lyrics"

*dibuat dikamar tercinta saat hati mulai menderita … Lampung. Minggu, 15 Oct 2107 pukul 03.03 WIB

Wednesday, October 11, 2017

Rabu, 11 Oct 2017 Kelas B2 & B1

Pada awal perkuliahan Semester 3 dimana mahasiswa masuk kelas lalu memperkenalkan diri kepada kawan-kawan baru dan dosen baru,  namun beda dengan saya. Saya yang begitu sibuk berproses di organisasi yang mengikuti muswil II di Stie Ekuitas Bandung pada tanggal 26, 27, 28 September 2017 bersama Ketua umum Human "kang Rizki Taufik", Sekretaris Umum Human "kang Ayat" dan 2 kawan seperjuangan saya, sebut saja "Kang Anwar" dan "Kang Fauzi"

Belakangan ini saya apatis terhadap akademik, bahwasannya saya merasa lebih memahami ilmu organisasi ditimbang akademisi "ini yang saya rasakan". Namun saya harus bisa memilih menjadi seorang yang idealis ataukah apatis???

"Hasil belajar di B2 & B1 ngerti gak ngerti dicatat aja"
Pada hari rabu malam kamis jam 19.00 WIB saya ikut ke kelas B2 untuk MK Statistik, pada saat pengajaran dimulai kawan-kawan dikelas sangat bisa menjawab MK tersebut (aktif dalam kelas), dan sedangkan saya hanya bisa diam dan melamun "ko gw gak ngerti ya", saya mencoba untuk menanyakan ke kawan yang ada disebelah saya "kang, ngerti gak MK nya?" ucapku . "Gak ngerti kang, gak ngerti sama sekali gw, nyatet aja nih biar dikira bisa" ucap kawanku. "Bersyukur sekali nih gw ada kawan yang gak bisa MK tersebut" ucapku dalam hati. Wkwkwk
Jam dihandphone  menunjukan 20.15 pelajaranpun selesai, lalu dilanjutkan di kelas B1. Ya sama saja mk nya tetap Statistik. "Ngerti gak ngerti udahlah masuk aja duduk manis di dalam kelas" ucapku dihadapan tembok. Wkwkw
Saya merasakan hal yang begitu aneh dikelas B1 ini, sebelum nya saya di B2 melihat kawan-kawan lebih memahami MK tersebut, namun dikelas B1 ini malah sebaliknya. "Sepertinya saya tidak salah masuk kelas" ucapku dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri hahah...
Baru saja saya ingin mengeluarkan buku dan pulpen untuk menulis pelajaran yang sudah ada didepan papan tulis tiba-tiba dosen berkata "kita bertemu lagi diminggu depan ya" "masyaAllah sungguh nikmat sekali malam ini" haha
jam sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Tanpa basa basi saya langsung keluar kelas menuju kantin tercinta untuk menikmati segelas kopi hangat bersama kawan saya.

Saya, kang anwar dan kang fauzi sadar, bahwa akademik sangatlah penting karena mau bagaimanapun tujuan utama kami adalah akademik (pendidikan). Namun jika tidak di imbangi dengan organisasi ilmu dibangku kuliah saja tidak cukup. "ibaratkan nasi yang tidak pakai lauk" ya tentu gak enak.

Dalam dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian akademik/teknis saja, namun juga non akademik. Di bangku kuliah kita lebih diajarkan mengenai kemampuan akademik saja, sedangkan kemampuan non akademik kita tidak begitu diperhatikan. Sedangkan nantinya ketika kita berada di dunia kerja selain mampu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, kita juga harus mampu beradaptasi dengan baik di dunia kerja. Kemampuan akademik/teknis disebut juga hardskill, sedangkan kemampuan non akademik disebut softskill.

Ya intinya tuh dari saya, kang anwar dan kang fauzi cuma mau bilang kalau kami sekarang "Sedang keteteran dalam dunia akademik" kejar sana kejar sini untungnya saja dosennya tidak lari terkicir-kicir wkwkw
Semoga ini bisa bermanfaat buat yang membaca ya, aminn...

Kang Badrus selaku Gubernur FE pernah berkata "Mau sesibuk apapun anak Organisasi terhadap tugasnya diorganisasi, itu tidak akan pernah lupa dengan kewajibannya, "Akademisi". jadi Akademik dan Organisasi itu sangatlah penting. Kalau kata Kang Agit selaku PAO di BEM FE "Akademik dan Organisasi itu harus balance".

Editor : Mbay
Publish : CSM

*ada yang mau memberi judul cerita ini ??? Tulis saja dikolom komentar heheh

Sunday, October 8, 2017

UKHTI



Duhai Ukhti ,
Satu Kecantikan yang dilihat dengan Penuh Syahwat, akan Menimbulkan Satu Dosa untukmu.
Apakah Kau tak pernah menyadari itu. . . ??
Dan Apakah kau Tak pernah Menghitung Dosa yang semakin Menumpuk, aku yakin Kau pasti tak pernah menghitungnya....

Sudah berapa banyak orang yang Memandangmu dengan Syahwatnya. . .
Mungkin, karena kau lebih Senang di Puja dan di Puji bak Bidadari yang Turun dari kayangan..

Apakah engkau Lupa Duhai Ukhti, kecantikan itu adalah Milik_Nya, suatu saat nanti akan di ambil_Nya kembali…
Dan engkau pun akan di pertanyakan untuk Apa kecantikanmu di pergunakan…?!

Seandainya engkau menutup Auratmu dan Menjaga Kecantikanmu hanya untuk Orang yang Halal kelak, itu lebih Berarti dan Berharga untuk dirimu..

Namun Aku Heran, walaupun Kau sudah Menutupi Auratmu, mengapa masih saja Kau bangga dengan Kecantikanmu ??
Kau Pasang photo-photo yang Mengiurkan,
Berbusana Muslim tetapi tidak mengetahui Hakikat Malu kepada Allah…

Aku akui kau memang Bidadari Dunia, tapi kau belum tentu menjadi Bidadari Akhirat.
Jika Akhlaq dan Hatimu tidak Mencerminkan Kecantikanmu. . .
Dan Terkadang pun aku menjadi Heran di Buatmu, engkau begitu Cantik, tapi mengapa kau tidak mampu menjaga Lisanmu. . . ?!

Apakah Kau tak pernah Menyadari, bahwa banyak Penghuni Neraka di sebabkan oleh Lisan yang tak Terjaga…
Duhai Ukhti, ketahuilah lebih dari setengah Penghuni neraka adalah
Kaum Hawa. . .

Duhai Ukhti, Belajarlah dari Alam, Belajarlah dari Kehidupan. Karna Tidak semuanya akan selalu
Indah di pandang mata. . .

Karna Allah mampu merubahnya hanya dengan mengatakan : ” Kun faa yaa Kun”.
Belajarlah Ilmu agama untuk bekal Hidupmu di Dunia dan Akhirat.

Jadilah Wanita yang Sholehah untuk Pribadi dan Keluargam.
Karna tiap Jiwa akan mempertanggung jawabkan amalannya masing-masing.

Jadilah Wanita yang Seindah Bunga Akhir Zaman, Secantik Permata Berlian,
Seanggun Bidadari Syurga. . . Aamiin

Editor : Mbay
Dipojokan kosan tiba-tiba ke inget kata ukhti.

Saturday, September 16, 2017

Selamat Datang Maba Fakultas Ekonomi Unsera

"Kita Tidak Sedarah, Tapi Kita Lebih Dari Keluarga"


"Kita Tidak Sedarah, Tapi Kita Lebih Dari Keluarga"


"Loyalitas dan Komitmen adalah Jiwa Kami"

"Salam Balance"


"Salam Profit"

Dengan penuh rasa syukur dan bangga, kami dari DPM FE, BEM FE, HIMAKSI dan HUMAN yang ada dibawah naungan KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNSERA mengucapkan selamat datang kepada Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya Tahun akademik 2017/2018. Dalam perspektif Illahiyyah, kita meyakini bahwa kehadiran Anda semua adalah pilihan terbaik yang telah dirancang dalam skenario Allah Swt. Semoga apa yang telah dipilihkan oleh Allah ini, menjadi pintu bagi kemuliaan kehidupan Anda, menjadi jembatan yang menghubungkan Anda dengan keberhasilan hidup, dan menjadi sarana bagi Anda untuk menjadi sosok yang dibangggakan oleh keluarga, masyarakat dan lingkungan Anda.

Pada saat memasuki kampus, mahasiswa menjadi bagian dari civitas akademika atau masyarakat ilmiah. Bersama para dosen serta sesama mahasiswa Anda akan berinteraksi, saling asah, asih dan asuh untuk menemukan jati diri dan mengembangkan segala potensi. Empat atau lima tahun ke depan, akan sangat menentukan masa depan Anda. Anda akan memiliki kawan-kawan baru yang terbawa sampai tua, Anda akan memiliki gelar yang melekat sampai akhir hayat. Anda akan memiliki segudang pengalaman sebagai bekal menghadapi hari depan. Dan tidak sedikit pula yang mungkin akan menemukan teman yang menjadi pendamping hidup.

Memasuki kehidupan kampus, identik dengan idealisme dan mimpi-mimpi. Idealisme mengenai lingkungan sekitar, tatanan regional, serta kondisi global harus dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa hendaknya memiliki rasa ingin tahu yang besar, wawasan yang luas,  dan sikap kritis.  Mereka selayaknya selalu melihat peluang dari sisi-sisi kehidupan yang bisa ditingkatkan dalam segala aspek. Inilah ciri mahasiswa yang “sehat”, yang sering diumpamakan dengan seekor ikan yang selalu berenang menentang arus air, bahkan berloncatan ketika ada air terjun yang menghalanginya berenang ke hulu. Hanya ikan yang sakit yang tidak bergerak dan berenang mengikuti arus air. Tentu saja hal ini harus ditunjang oleh kemampuan membawa diri dan berkomunikasi, sehingga orang lain akan terkesan dengan gagasan yang ditawarkan.

Idealisme terhadap dunia luar, harus dibarengi dengan mimpi-mimpi tentang pribadi di masa depan. Saat awal menjadi mahasiswa adalah waktu yang tepat untuk mulai menyusun peta hidup. Setiap mahasiswa hendaknya memiliki bayangan kapan ia akan lulus, dengan predikat semacam apa, kapan ia akan mulai berkarir, berumah tangga, dan seterusnya. Dalam hal ini, mimpi itu laksana doa. Bukankah Allah sendiri menyatakan “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku terhadap-Ku”.

Setiap orang,  dan tentunya setiap mahasiswa berhak atas kesuksesan dan kemuliaan hidup di masa depan. Setiap orang oleh Allah diberikan potensi yang relatif sama, dan juga kesempatan yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, lebih terletak pada sikap hidup, dan kebiasaan untuk selalu bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan kesempatan. Selain itu juga kemampuan menjadi  pribadi yang baik dan mengesankan bagi orang lain. Kata-kata bijak  mengatakan “Di  dunia ini tidak ada jaminan bagi kesuksesan, yang ada hanya peluang”.  Oleh karena itu mahasiswa hendaknya memanfaatkan benar peluang yang telah diberikan oleh Tuhan ini.  Dalam hal ini, cobalah ikuti kata-kata bijak dari Arthur Ashe; “Start where you are.  Use what you have, and Do what you can”.

Selamat datang mahasiswa baru. Selamat Berproses, Selamat Bermimpi, Selamat Berjuang dan Selamat Menjadi Insan Akademis, Semoga dapat Menjadi Kader Umat dan Kader Bangsa demi Mewujudkan Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhai Allah SWT. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu bagi masa depanmu. Dekatkan selalu jiwamu dengan Sang Khaliq, agar Dia  selalu membimbingmu. Doa dan ikhtiar kami menyertaimu. Insya-Allah kelak kamu sekalian akan menjadi mutiara-mutiara di tengah masyarakat yang menunggumu.







Suport :

•Kang Hamzah (MPM-U)
•Kang Mbuse (DPM-U
•Kang Muhron (Bem-U)
•Kang Aldi, Ketua (DPM FE)
•Kang Badrus, Ketua (BEM FE)
•Teh Rosmiana, Ketua (HIMAKSI)
•Kang Rizki, Ketua (HUMAN)

Editor : Mbay


Sunday, September 10, 2017

Pesan Untuk MabaKu



Selamat Datang Mahasiswa Baru Universitas Serang Raya.

Saya pribadi mengucapkan banyak-banyak berterimakasih kepada kalian yang sudah memilih kampus Unsera sebagai langkah akhir pendidikan kalian.
Selamat Menempuh Kehidupan yang Baru ya ... 😂😂 dan selamat juga untuk kalian yang sudah menambah beban orang tua kalian ... 😢
"Balaslah jasa orang tuamu bukan dengan gelar, tapi dengan kuliah yang benar"

Adik-adikku, selamat memasuki dunia baru. Dunia mahasiswa. Mungkin sudah ada yang menyampaikan berita klise ini bahwa kalian adalah satu dari hanya 2% penduduk Indonesia. Kalian adalah kaum elit yang terdidik dan tentu saja itu adalah keistimewaan.

Aku yakin, di berbagai pojok kampus di seluruh Indonesia, dosen, karyawan, para senior dan alumni telah terlibat kerja keras yang serius menyambutmu. Tujuannya idealnya adalah mempersembahkan yang terbaik bagi generasi terbaik negeri ini. Persembahan istimewa bagi kaum istimewa yang berhak atas status yang dimiliki hanya oleh 2% penduduk Indonesia.

Adik-adikku, kalian tentu sudah tahu kalau kalian harus belajar sungguh-sungguh. Itu nasihat klise maka aku tidak akan sampaikan itu. Di tengah perjalanan nanti, kalian mungkin akan lupa hal-hal besar yang diajarkan saat pertama kali masuk kampus. Dengan desakan tugas dan bahan bacaan yang menumpuk, kalian bahkan akan merasakan lebih banyak kekesalan, kelelahan dan kebosanan dibangdingkan rasa syukur. Berhentilan sejenak ketika hal itu tiba. Ingatlah ada ratusan juta teman kalian yang belum tentu bisa menikmati status mentereng sebagai mahasiswa.

Suatu ketika, kalian akan bertemu satu atau dua dosen yang kalian anggap tidak menyenangkan, yang lebih banyak mengerutkan dahi dan menyatukan alis kiri dan kanannya karena kesal dan tak puas. Nikmati dengan besar hati, padamkan rasa gentar dan singkirkan niat menyerah, mereka menunjukkan kepeduliannya dengan cara yang berbeda-beda. Percayalah, tidak satupun dari mereka yang tidak senang jika kalian berhasil dengan gemilang. Kerutan dahi itu adalah wakil dari kekhawatiran akan kegagalan kalian. Bersatunya alis dari kiri dan kanan adalah representasi dari kenyataan bahwa dunia memang dipenuhi hal yang tidak selalu menyenangkan. Nikmatilah.

Adik-adikku, kalian akan menyaksikan ketidakadilan, kejahatan, kesewenang-wenangan di sekitar kalian dalam sekitar empat tahun perjalanan intelektual. Kalian akan menyaksikan ada pihak-pihak yang tertindas oleh mereka yang memegang kuasa. Di saat itulah kamu akan bertanya pada diri sendiri. Pilihan ada di tanganmu. Jika kamu mengingat status sebagai kaum intelektual elit di negeri ini, rasanya tak salah jika kamu tergerak untuk menyampaikan kebenaran, meskipun itu dalam bentuk perlawanan yang berisiko. Meski demikian, kamu tetap harus memilih cara perjuanganmu. Turun ke jalan adalah salah satu pilihan tetapi lihatlah juga jalan lainnya. Jika turun ke jalan itu hanya kamu gunakan untuk mengepalkan tangan ke atas dan berteriak bahwa ini salah dan itu keliru, rasanya kamu justru mengerdilkan dirimu sendiri.

Kaum intelektual semestinya tidak hadir dengan hujatan dan kepalan tangan saja, kalian semestinya hadir dengan gagasan yang dipikirkan dengan matang dan serius. Perlawanan kalian tidak hanya muncul dalam teriakan-teriakan retorika tapi juga didukung kuat oleh kajian-kajian akademik yang sepadan dengan kelihaian pelaku kejahatan. Kamu mungkin memilih untuk menjadi kaum kiri yang sarat perlawanan tetapi perlawananmu adalah perlawanan intelektual yang tetap membuatmu tersenyum bangga jika dikenang 35 tahun kemudian.

Adik-adikku, kalian mungkin termasuk orang-orang yang beruntung karena tidak terganggu tidurmu karena pembayaran uang kuliah yang tersendat. Ingatlah, di sekitarmu ada putra-putri dari kaum kusam negeri ini yang untuk makan sehari tiga kali saja sudah hebat. Sebagian dari kawanmu adalah penerima Beasiswa Bidik Misi dari pemerintah kita dan mereka mungkin memerlukan kepedulianmu suatu ketika. Lihatlah sekelilingmu dan posisikan tanganmu di atas jika waktu menghendaki. Jika kamu adalah penerima beasiswa itu, jika kamu adalah putra dari kaum kecil itu, maka bersyukurlah karena kamu adalah anaknobody yang akan menjadi somebody. Tidak lama lagi, ibumu akan hadir dengan pakaian sederhananya dan mencium tanah kampusmu dengan tangis haru ketika melihatmu mengenakan toga wisuda.

Adik-adikku, jika kalian pernah mengeluh bahwa bangsa ini ‘kalah’ dengan bangsa lain, sekarang lah saatnya untuk membantahnya. Jika kamu ingin Presiden kita tidak ‘kalah’ dengan presiden bangsa lain, pastikan bahwa kamu tidak ‘kalah’ dengan mahasiswa bangsa lain. Jika kamu ingin tentara kita garang dan sangar berhadapan dengan bangsa lain yang arogan, kalahkanlah mahasiswa Singapura di acara lomba ilmiah di Harvard University. Jika kamu ingin kota-kota kita sekeren dan secantik kota-kota negara maju lainnya, belajarlah lebih rajin dan lebih keras dibandingkan mahasiswa MIT di Amerika. Jika kamu merasa Youtuber luar negeri lebih cool dan keren dibandingkan Youtuber Indonesia, ambil kameramu, rekam warna-warni Indonesia dan pukau dunia digital dengan video-videomu.

Jika ada satu prestasi penting yang harus kamu capai selama menjadi mahasiswa, itu adalah kemampuan untuk berpikir dan berperilaku kritis, kreatif dan strategis. Setiap kali melihat persoalan, kamu akan sempatkan untuk merenung dan berpikir mendalam sebelum merespon karena kamu orang yang kritis. Kamu juga mampu menghadirkan pilihan-pilihan solusi karena menjadi kritis saja tidak cukup jika tidak mampu menghadirkan pilihan solusi. Itu tandanya kamu kreatif. Pada akhirnya, kamu memiliki kemampuan untuk memutuskan sebuah solusi terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Itulah yang membuat kamu menyandang predikat strategis. Tiga hal inilah yang kelak menjadi bekalmu di masa depan. Dengan demikian, kamu bukanlah termasuk orang yang mudah emosi hanya gara-gara berita singkat belum terkonfirmasi yang beredar di media sosial.

Temani dirimu dengan buku-buku bermutu dan sembuhkan penyakit ‘pendangan sempit’ dengan menjelajah. Benar kata orang bijak, dunia itu seperti buku dan mereka yang tidak pernah bepergian hanya membaca sampulnya saja. Temukan dan kenali Indonesia kita agar kebijakan yang kamu buat di Ibukota di tahun 2047 nanti benar-benar mewadahi kepentingan bangsamu. Kenali Indonesia kita agar kamu tidak hanya sibuk megidolakan seni popular bangsa tetangga dan tak sempat menyadari kebijaksanaan yang terpancar dari seni budaya yang terserak dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud.

Adik-adiku, pesan ini bisa bertambah panjang tetapi aku akan berhenti di sini. Konon, mau membaca panjang bukanlah sesuatu yang kalian banggakan di tahun 2017 ini. Terima kasih telah membantah tuduhan itu dan selamat datang di penggal terakhir pesan ini. Selamat berjuang!




"Kita tidak satu, tapi kita bersatu. Kita tidak sama, tapi kita bersama" ucap Presma Unsera (Kang Muhron)

Editor : Mbay
Sumber : dari banyak berbagai buku 😆

Hei Kamu yang Sedang Berjuang di Perantauan: Jangan Menyerah, Pantang Pulang Sebelum Meraih Kesuksesan! Ya, momen perjalanan atau kesempa...