"Orang Boleh Pandai Setinggi Langgit, Tapi Selama Ia Tak Menulis, Ia Akan Hilang Di Dalam Masyarakat dan Dari Sejarah" -Pramoedya Ananta Toer

Saturday, September 16, 2017

Selamat Datang Maba Fakultas Ekonomi Unsera

"Kita Tidak Sedarah, Tapi Kita Lebih Dari Keluarga"


"Kita Tidak Sedarah, Tapi Kita Lebih Dari Keluarga"


"Loyalitas dan Komitmen adalah Jiwa Kami"

"Salam Balance"


"Salam Profit"

Dengan penuh rasa syukur dan bangga, kami dari DPM FE, BEM FE, HIMAKSI dan HUMAN yang ada dibawah naungan KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNSERA mengucapkan selamat datang kepada Mahasiswa Baru Fakultas Ekonomi Universitas Serang Raya Tahun akademik 2017/2018. Dalam perspektif Illahiyyah, kita meyakini bahwa kehadiran Anda semua adalah pilihan terbaik yang telah dirancang dalam skenario Allah Swt. Semoga apa yang telah dipilihkan oleh Allah ini, menjadi pintu bagi kemuliaan kehidupan Anda, menjadi jembatan yang menghubungkan Anda dengan keberhasilan hidup, dan menjadi sarana bagi Anda untuk menjadi sosok yang dibangggakan oleh keluarga, masyarakat dan lingkungan Anda.

Pada saat memasuki kampus, mahasiswa menjadi bagian dari civitas akademika atau masyarakat ilmiah. Bersama para dosen serta sesama mahasiswa Anda akan berinteraksi, saling asah, asih dan asuh untuk menemukan jati diri dan mengembangkan segala potensi. Empat atau lima tahun ke depan, akan sangat menentukan masa depan Anda. Anda akan memiliki kawan-kawan baru yang terbawa sampai tua, Anda akan memiliki gelar yang melekat sampai akhir hayat. Anda akan memiliki segudang pengalaman sebagai bekal menghadapi hari depan. Dan tidak sedikit pula yang mungkin akan menemukan teman yang menjadi pendamping hidup.

Memasuki kehidupan kampus, identik dengan idealisme dan mimpi-mimpi. Idealisme mengenai lingkungan sekitar, tatanan regional, serta kondisi global harus dimiliki oleh mahasiswa. Mahasiswa hendaknya memiliki rasa ingin tahu yang besar, wawasan yang luas,  dan sikap kritis.  Mereka selayaknya selalu melihat peluang dari sisi-sisi kehidupan yang bisa ditingkatkan dalam segala aspek. Inilah ciri mahasiswa yang “sehat”, yang sering diumpamakan dengan seekor ikan yang selalu berenang menentang arus air, bahkan berloncatan ketika ada air terjun yang menghalanginya berenang ke hulu. Hanya ikan yang sakit yang tidak bergerak dan berenang mengikuti arus air. Tentu saja hal ini harus ditunjang oleh kemampuan membawa diri dan berkomunikasi, sehingga orang lain akan terkesan dengan gagasan yang ditawarkan.

Idealisme terhadap dunia luar, harus dibarengi dengan mimpi-mimpi tentang pribadi di masa depan. Saat awal menjadi mahasiswa adalah waktu yang tepat untuk mulai menyusun peta hidup. Setiap mahasiswa hendaknya memiliki bayangan kapan ia akan lulus, dengan predikat semacam apa, kapan ia akan mulai berkarir, berumah tangga, dan seterusnya. Dalam hal ini, mimpi itu laksana doa. Bukankah Allah sendiri menyatakan “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku terhadap-Ku”.

Setiap orang,  dan tentunya setiap mahasiswa berhak atas kesuksesan dan kemuliaan hidup di masa depan. Setiap orang oleh Allah diberikan potensi yang relatif sama, dan juga kesempatan yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Yang membedakan antara satu orang dengan orang lain, lebih terletak pada sikap hidup, dan kebiasaan untuk selalu bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan kesempatan. Selain itu juga kemampuan menjadi  pribadi yang baik dan mengesankan bagi orang lain. Kata-kata bijak  mengatakan “Di  dunia ini tidak ada jaminan bagi kesuksesan, yang ada hanya peluang”.  Oleh karena itu mahasiswa hendaknya memanfaatkan benar peluang yang telah diberikan oleh Tuhan ini.  Dalam hal ini, cobalah ikuti kata-kata bijak dari Arthur Ashe; “Start where you are.  Use what you have, and Do what you can”.

Selamat datang mahasiswa baru. Selamat Berproses, Selamat Bermimpi, Selamat Berjuang dan Selamat Menjadi Insan Akademis, Semoga dapat Menjadi Kader Umat dan Kader Bangsa demi Mewujudkan Masyarakat Adil Makmur Yang Diridhai Allah SWT. Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu bagi masa depanmu. Dekatkan selalu jiwamu dengan Sang Khaliq, agar Dia  selalu membimbingmu. Doa dan ikhtiar kami menyertaimu. Insya-Allah kelak kamu sekalian akan menjadi mutiara-mutiara di tengah masyarakat yang menunggumu.







Suport :

•Kang Hamzah (MPM-U)
•Kang Mbuse (DPM-U
•Kang Muhron (Bem-U)
•Kang Aldi, Ketua (DPM FE)
•Kang Badrus, Ketua (BEM FE)
•Teh Rosmiana, Ketua (HIMAKSI)
•Kang Rizki, Ketua (HUMAN)

Editor : Mbay


Sunday, September 10, 2017

Pesan Untuk MabaKu



Selamat Datang Mahasiswa Baru Universitas Serang Raya.

Saya pribadi mengucapkan banyak-banyak berterimakasih kepada kalian yang sudah memilih kampus Unsera sebagai langkah akhir pendidikan kalian.
Selamat Menempuh Kehidupan yang Baru ya ... 😂😂 dan selamat juga untuk kalian yang sudah menambah beban orang tua kalian ... 😢
"Balaslah jasa orang tuamu bukan dengan gelar, tapi dengan kuliah yang benar"

Adik-adikku, selamat memasuki dunia baru. Dunia mahasiswa. Mungkin sudah ada yang menyampaikan berita klise ini bahwa kalian adalah satu dari hanya 2% penduduk Indonesia. Kalian adalah kaum elit yang terdidik dan tentu saja itu adalah keistimewaan.

Aku yakin, di berbagai pojok kampus di seluruh Indonesia, dosen, karyawan, para senior dan alumni telah terlibat kerja keras yang serius menyambutmu. Tujuannya idealnya adalah mempersembahkan yang terbaik bagi generasi terbaik negeri ini. Persembahan istimewa bagi kaum istimewa yang berhak atas status yang dimiliki hanya oleh 2% penduduk Indonesia.

Adik-adikku, kalian tentu sudah tahu kalau kalian harus belajar sungguh-sungguh. Itu nasihat klise maka aku tidak akan sampaikan itu. Di tengah perjalanan nanti, kalian mungkin akan lupa hal-hal besar yang diajarkan saat pertama kali masuk kampus. Dengan desakan tugas dan bahan bacaan yang menumpuk, kalian bahkan akan merasakan lebih banyak kekesalan, kelelahan dan kebosanan dibangdingkan rasa syukur. Berhentilan sejenak ketika hal itu tiba. Ingatlah ada ratusan juta teman kalian yang belum tentu bisa menikmati status mentereng sebagai mahasiswa.

Suatu ketika, kalian akan bertemu satu atau dua dosen yang kalian anggap tidak menyenangkan, yang lebih banyak mengerutkan dahi dan menyatukan alis kiri dan kanannya karena kesal dan tak puas. Nikmati dengan besar hati, padamkan rasa gentar dan singkirkan niat menyerah, mereka menunjukkan kepeduliannya dengan cara yang berbeda-beda. Percayalah, tidak satupun dari mereka yang tidak senang jika kalian berhasil dengan gemilang. Kerutan dahi itu adalah wakil dari kekhawatiran akan kegagalan kalian. Bersatunya alis dari kiri dan kanan adalah representasi dari kenyataan bahwa dunia memang dipenuhi hal yang tidak selalu menyenangkan. Nikmatilah.

Adik-adikku, kalian akan menyaksikan ketidakadilan, kejahatan, kesewenang-wenangan di sekitar kalian dalam sekitar empat tahun perjalanan intelektual. Kalian akan menyaksikan ada pihak-pihak yang tertindas oleh mereka yang memegang kuasa. Di saat itulah kamu akan bertanya pada diri sendiri. Pilihan ada di tanganmu. Jika kamu mengingat status sebagai kaum intelektual elit di negeri ini, rasanya tak salah jika kamu tergerak untuk menyampaikan kebenaran, meskipun itu dalam bentuk perlawanan yang berisiko. Meski demikian, kamu tetap harus memilih cara perjuanganmu. Turun ke jalan adalah salah satu pilihan tetapi lihatlah juga jalan lainnya. Jika turun ke jalan itu hanya kamu gunakan untuk mengepalkan tangan ke atas dan berteriak bahwa ini salah dan itu keliru, rasanya kamu justru mengerdilkan dirimu sendiri.

Kaum intelektual semestinya tidak hadir dengan hujatan dan kepalan tangan saja, kalian semestinya hadir dengan gagasan yang dipikirkan dengan matang dan serius. Perlawanan kalian tidak hanya muncul dalam teriakan-teriakan retorika tapi juga didukung kuat oleh kajian-kajian akademik yang sepadan dengan kelihaian pelaku kejahatan. Kamu mungkin memilih untuk menjadi kaum kiri yang sarat perlawanan tetapi perlawananmu adalah perlawanan intelektual yang tetap membuatmu tersenyum bangga jika dikenang 35 tahun kemudian.

Adik-adikku, kalian mungkin termasuk orang-orang yang beruntung karena tidak terganggu tidurmu karena pembayaran uang kuliah yang tersendat. Ingatlah, di sekitarmu ada putra-putri dari kaum kusam negeri ini yang untuk makan sehari tiga kali saja sudah hebat. Sebagian dari kawanmu adalah penerima Beasiswa Bidik Misi dari pemerintah kita dan mereka mungkin memerlukan kepedulianmu suatu ketika. Lihatlah sekelilingmu dan posisikan tanganmu di atas jika waktu menghendaki. Jika kamu adalah penerima beasiswa itu, jika kamu adalah putra dari kaum kecil itu, maka bersyukurlah karena kamu adalah anaknobody yang akan menjadi somebody. Tidak lama lagi, ibumu akan hadir dengan pakaian sederhananya dan mencium tanah kampusmu dengan tangis haru ketika melihatmu mengenakan toga wisuda.

Adik-adikku, jika kalian pernah mengeluh bahwa bangsa ini ‘kalah’ dengan bangsa lain, sekarang lah saatnya untuk membantahnya. Jika kamu ingin Presiden kita tidak ‘kalah’ dengan presiden bangsa lain, pastikan bahwa kamu tidak ‘kalah’ dengan mahasiswa bangsa lain. Jika kamu ingin tentara kita garang dan sangar berhadapan dengan bangsa lain yang arogan, kalahkanlah mahasiswa Singapura di acara lomba ilmiah di Harvard University. Jika kamu ingin kota-kota kita sekeren dan secantik kota-kota negara maju lainnya, belajarlah lebih rajin dan lebih keras dibandingkan mahasiswa MIT di Amerika. Jika kamu merasa Youtuber luar negeri lebih cool dan keren dibandingkan Youtuber Indonesia, ambil kameramu, rekam warna-warni Indonesia dan pukau dunia digital dengan video-videomu.

Jika ada satu prestasi penting yang harus kamu capai selama menjadi mahasiswa, itu adalah kemampuan untuk berpikir dan berperilaku kritis, kreatif dan strategis. Setiap kali melihat persoalan, kamu akan sempatkan untuk merenung dan berpikir mendalam sebelum merespon karena kamu orang yang kritis. Kamu juga mampu menghadirkan pilihan-pilihan solusi karena menjadi kritis saja tidak cukup jika tidak mampu menghadirkan pilihan solusi. Itu tandanya kamu kreatif. Pada akhirnya, kamu memiliki kemampuan untuk memutuskan sebuah solusi terbaik dari berbagai pilihan yang ada. Itulah yang membuat kamu menyandang predikat strategis. Tiga hal inilah yang kelak menjadi bekalmu di masa depan. Dengan demikian, kamu bukanlah termasuk orang yang mudah emosi hanya gara-gara berita singkat belum terkonfirmasi yang beredar di media sosial.

Temani dirimu dengan buku-buku bermutu dan sembuhkan penyakit ‘pendangan sempit’ dengan menjelajah. Benar kata orang bijak, dunia itu seperti buku dan mereka yang tidak pernah bepergian hanya membaca sampulnya saja. Temukan dan kenali Indonesia kita agar kebijakan yang kamu buat di Ibukota di tahun 2047 nanti benar-benar mewadahi kepentingan bangsamu. Kenali Indonesia kita agar kamu tidak hanya sibuk megidolakan seni popular bangsa tetangga dan tak sempat menyadari kebijaksanaan yang terpancar dari seni budaya yang terserak dari Sabang sampai Merauke, dari Timor sampai ke Talaud.

Adik-adiku, pesan ini bisa bertambah panjang tetapi aku akan berhenti di sini. Konon, mau membaca panjang bukanlah sesuatu yang kalian banggakan di tahun 2017 ini. Terima kasih telah membantah tuduhan itu dan selamat datang di penggal terakhir pesan ini. Selamat berjuang!




"Kita tidak satu, tapi kita bersatu. Kita tidak sama, tapi kita bersama" ucap Presma Unsera (Kang Muhron)

Editor : Mbay
Sumber : dari banyak berbagai buku 😆

Tuesday, August 29, 2017

Jadikan HP Anda Sebagai ATM Pintar




Tidak akan dapat terelakkan bahwa Era Digitalisasi tengah mewarnai gaya hidup masyarakat abad ini, Secara perlahan pola-pola konvensional di ganti oleh cara-cara baru yg lebih modern, simple, efesien, salah satu nya terjadi dalam bidang transaksi. Bertransaksi adalah sebuah tuntutan yg selamanya menjadi kebutuhan hidup kita bahkan terus berlanjut hingga generasi anak cucu kita nanti.

Apa yg ngetren dari bidang ini ...? Kita tahu bahwa sistem transaksi mengalami perkembangan yang mutakhir, semakin mudah, semakin cepat, aman, nyaman serta mengintegrasi banyak sistem termasuk dunia perbankan & telekomunikasi.

PayTren yang dikenal sebagai salah satu perangkat teknologi transaksi telah menciptakan sebuah trobosan yang tampil beda, dapat di katakan ngetren dengan menggabungkan 3 potensi kebutuhan yaitu Transaksi, Bisnis & Komunitas.


Yuk bergabung dikomunitas PayTren
Editor : Mbay
Wa : 083812880881
BBM : DDF4945E 

Friday, August 25, 2017

Aku Kamu dan KITA



Aku: Adalah pejalan yang masih menyusuri mimpi, yang terjebak dalam sebuah angan, mencoba menyibak jelaga jelaga hati.

Kamu: Adalah cinta dalam hidupku, bahkan senandung ini semua tentangmu, dalam gerak bahkan dalam diamku, kau seperti pelangi yang menari hiasi hari.

Kita: Adalah nuansa yang tercipta dari sisa emosi, romansa yang hampir mati karena keraguan yang membatu, mengalir tanpa muara, diam tanpa beriak.

Kita: Sebaiknya seperti ombak dan tepian, selalu merindukan pertemuan dan tidak pernah saling meninggalkan. Kebersamaan ini harus kita jaga,agar kebersamaan ini akan tetap terasa.


To : Akang Teteh PKM

Editor : Mbay
Sumber : Pasir Pemalu

Sunday, August 20, 2017

Surat Kecil Untuk Palestina


Lewat tulisan kecil dalam surat ini, yang entah akan sampai atau tidak yang akan kau baca atau tidak, izinkanlah aku menulisnya agar aku merasa tenang. Lewat surat ini pula aku berharap agar kau tak merasa sendirian, aku disini untuk mendengar dan berbagi keluh kesahmu.

Saudaraku, Belakangan ini suara adzan terdengar begitu menyayat hati, aku teringat akan kondisimu disana. ku dengar kabar bahwa sulit sekali untuk bisa beribadah di dalam Al-Aqsa. Di televisi aku pun melihat para lelaki harus puas dengan shalat berjamaah di jalan raya. Bagaimana dengan dirimu, masihkah adzan terdengar sebagai sesuatu yang indah.

Saudaraku, izinkan aku bertanya tentang apa yang sebenarnya kau rasakan saat adzan berkumandang?. Tidakkah itu sulit untuk sekedar beribadah dengan tenang, tidakkah itu sulit untuk menahan rindu, untuk bertemu dengan sang Penyeru. masihkah adzan berkumandang di sana atau hanya posisi matahari yang menjadi petunjuk pertemuanmu.

Zaman seperti apakah sebenarnya ini saudaraku?, masihkah Hak Asasi Manusia di akui disana?, tidur dengan tenangkah kau saat malam hari, dan makan dengan baik kah kau dalam sehari. kau sudah cantik tanpa riasan make up tapi kesedihan menutupi cantikmu laksana awan kelabu menutupi matahari. katakan padakau apa yang bisa membuatmu bahagia kini?. Biar ku jelaskan pada sang pendengar apa yang bisa membuat kecantikanmu tak tertutupi.


Saudaraku, apa yang kakimu rasakan saat melangkah. bergetar takutkah atau melangkah berani beriring pasrah. katakan padaku bahwa kau tak sedikitpun kehilangan harap tentang masa depan walau aku tak tahu jika aku diposisimu masihkah aku sanggup memikirkan tentang masa depan, Tapi lewat ketidakberdayaanku aku masih berharap bisa membantumu mewujudkan impianmu. Teruslah bermimpi walau itu sulit. Allah juga memeluk mimpi-mimpimu saat kau terlelap.


Bertahun-tahun sudah kisah penderitaanmu ku dengar, maafkan aku yang baru sempat menulis surat. kepercayaanku bahwa Allah akan selalu berada di sisimu membuat aku lupa bahwa Allah menciptakan manusia agar dapat bermanfaat bagi manusia lainnya. Aku menyerahkanmu pada Allah tanpa aku sadari kau juga butuh teman dan dukungan.

Ku tuliskan surat ini agar kau tak merasa sendiri, hanya berupa dukungan kecil yang bisa ku berikan. Ceritakanlah padaku tentang kesedihanmu, katakan padaku semua keinginanmu. Kita mungkin tak akan bisa mencapainya dengan mudah, tapi kita bisa membisikannya lewat doa-doa di sepertiga malam saat semua orang terlelap.

Editor : Mbay
Sumber : Dari Buku dan Televisi Yang ada Dikost. 

Thursday, August 17, 2017

Saat IPK mu Tidak Sesuai Ekspektasi ?


“Berapa IPK kamu sekarang nak ?”
“NGGGGG…”
“Berapa nak ?”
“Jelek, Pak.”
*Bapak pun mengerutkan dahi*

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orang tua). Selain jadi bukti pada orang tua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kamu berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang.

Namun apa daya, setelah berusaha keras, kamu harus menghadapi kenyataan bahwa IPK-mu tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Tak jarang, ini membuatmu putus asa.

Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi — kamu akan kurang gizi.
Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kamu akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kamu akan merasa kiamat sudah dekat.
Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kamu dapatkan selama proses perkuliahan.
Jika kamu tak puas dengan IPK-mu yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kamu adalah orang yang punya ambisi. "Jadi anak muda itu harus penuh dengan ambisi". Mungkin kamu gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kamu begitu sibuk menyalurkan ambisimu di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kotamu.

Menangisi IPK hanya akan membuatmu lupa bahwa kamu punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke dirimu sendiri, bukankah dari kegiatan berorganisasimu selama ini, kamu telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?
Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KAMU bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kamu pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

Kawanku, salah satu kunci sukses adalah fokus pada tujuan
Fokus bukan berarti melihat lurus ke depan tanpa melihat lingkungan sekitar
Fokus bukan berarti terus berpandangan ke depan tanpa mau melihat ke belakang
Tetaplah menjadi pribadi yang peduli dan ikhlas berbagi saat melihat sekeliling kita perlu bantuan baik mental maupun materi
Tetaplah melihat ke belakang sesekali
Carilah ilmu yang bisa digali
Agar kegagalan tidak lagi terjadi

Kawanku, tentu kalian pernah melihat, bagaimana seorang mahasiswa yang fokus studi mengorbankan waktu untuk mempelajari materi kuliah hingga berubah menjadi manusia tanpa rasa peduli
Hari-hari jadi tidak ternikmati
Kurang bergaul kurang komunikasi
Setelah lulus ternyata gelar dan ipk tinggi
Tak mampu mengantarkan pada kesuksesan yang hakiki.

Kawanku, sukses adalah sebuah fokus tujuan yang harus disertai keseimbangan, seimbang antara waktu untuk mempelajari tujuan, beribadah, mencari teman, berorganisasi.
Semuanya penting untuk membantumu menggali potensi diri.

Editor : M. Manajemen A4
Publisher : Mbay
Sumber : feunsera.blogspot.com

Wednesday, August 16, 2017

Apa Arti Sebuah Kemerdekaan ?



Agustus ini tepat 72 tahun Indonesia merdeka. Tapi apakah seluruh rakyat Indonesia ikut merasakan kemerdekaan itu? Atau, kemerdekaan saat ini hanya sebagai bentuk seremonial dan euforia belaka? Apa hakikat sebuah kemerdekaan? Benarkah kita sudah merdeka yang sebenarnya? Atau, hanya kemerdekaan semu yang secara otomatis kita rayakan setiap tahunnya? Listrik mahal, air bersih langka, bahan kebutuhan pokok impor, bahan bakar minyak melonjak, utang negara mencekik, pendidikan amburadul, rasa gotong royong menghilang dan berbagai masalah lainnya.

Memasuki awal Agustus setiap tahun, termasuk 2017 ini, kita disuguhi oleh pemandangan orang berjualan Bendera Merah Putih di hampir sepanjang jalan protokol, yang pernah saya lihat di kota Cilegon dan Serang, dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Kantor dan rumah-rumah penduduk diminta mengibarkan bendera dan umbul-umbul pertanda Agustus telah tiba.

Belum lagi berbagai bentuk perayaan dan permainan rakyat yang telah dipersiapkan oleh setiap Desa, lembaga pendidikan dan instansi pemerintah dalam rangka memeriahkan hari 17-an. Pelaksanaan karnaval, pawai dan berbagai hiburan lain dilakukan di setiap tempat. Puncaknya upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di seluruh penjuru Tanah Air, dari kota hingga ke pelosok-pelosok desa.

Pertanyaan yang menggelitik hati dan pikiran saya adalah apakah itu kemerdekaan? Apakah setelah Agustus berlalu kita akan bahagia, sebagaimana seharusnya yang dirasakan oleh setiap orang yang merasa merdeka? Atau, setelah Agustus kita malah lebih terpuruk dalam ketidakpastian hidup? Bagaimana sebenarnya kemerdekaan yang diinginkan oleh seluruh rakyat Indonesia?

Editor : mbay
Publisher : CSM
Sumber : Buku Yang Pernah Dibaca 😊

Hei Kamu yang Sedang Berjuang di Perantauan: Jangan Menyerah, Pantang Pulang Sebelum Meraih Kesuksesan! Ya, momen perjalanan atau kesempa...